Lelucon ‘Kotor’ Anne Frank Menginspirasi Penulis Jepang

Lelucon ‘Kotor’ Anne Frank Menginspirasi Penulis Jepang – Dengan teknologi yang serba digital mampu menguraikan bagian tersembunyi dari buku harian Anne Frank. Ada dua halaman di dalam buku harian yang selama ini tidak diketahui isi tulisannya.

Dengan begitu  isi tulisan di dua lembaran tersebut adalah empat lelucon ‘kotor’ tentang persoalan seks, kontrasepsi, dan prostitusi.

” Kepada Siapapun yang membaca isi tulisan tersebut pastinya akan menahan senyum,” ujar Direktur Institut Belanda untuk Perang Holocaust dan Studi Genosida Frank van Free. sbobet asia

“Dengan adanya Lelucon kotor klasik di antara anak-anak yang sedang tumbuh. Mereka menjelaskan Anne adalah seorang gadis biasa yang penasaran dengan persoalan tersebut,” katanya lagi.

Si Anne ini menuliskan dua halaman itu pada 28 September 1942 silam, sekitar 3 bulan setelah keluarganya bersembunyi dari Nazi. Dua halaman itu ditutupinya dengan kertas cokelat dan isinya tetap menjadi misteri selama beberapa dekade. sbobet

Menurut para ahli mengatakan teks yang baru ditemukan mengungkapkan lebih banyak tentang perkembangan Anne dan ketertarikannya pada seks. Direktur Eksekutif Museum Anne Frank House Ronald Leopold mengatakan tulisannya membuka tabir tersembunyi dari kehidupan Anne Frank. https://www.mrchensjackson.com/

“Anne menciptakan situasi fiktif yang membuatnya lebih muda untuk mengatasi topik sensitif yang ia tulis. Dalam buku hariannya, ia berbicara kepada teman fiksinya yang bernama Kitty,” tulis dia.

Dalam 2 halaman tersembunyi, Anne menggambarkan bagaimana seorang perempuan muda mendapatkan ‘waktunya’ saat berusia 14 tahun. Itu adalah ‘tanda’ untuk memiliki hubungan dengan seorang pria tapi dalam tulisannya Anne menegaskan tidak akan melakukannya kalau belum menikah.

Si penulis yang sering di panggil Anne menulis buku hariannya selama lebih dari 2 tahun dan bersembunyi hingga 4 Agustus 1944. Ketika ditemukan, mereka akhirnya dideportasi ke Auschwitz. Hanya ayah Anne, Otto Frank, yang selamat dari perang. Anne dan saudara perempuannya meninggal di kamp Bergen-Belsen.

Catatan ‘The Diary of Anne Frank’ begitu memukau Yoko Ogawa ketika remaja yang kesepian di Jepang. Satu dekade berikutnya, ia menulis cerita soal imajinasinya dalam dunia Anne Frank ke dalam novel ‘The Memory Police’.

Novel dystopia yang merupakan buku kelima Ogawa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan AS. Buku yang mulai dijual pekan ini menceritakan tentang sebuah pulau misterius ketika pemerintah otoriter membuat seluruh kategori benda atau binatang menghilang dalam semalam dan menghapus dari ingatan warga.

“Saya ingin mencerna pengalaman Anne Frank dengan cara saya sendiri dan kemudian membuat ulang yang kini menjadi pekerjaan saya,” kata Ogawa dilansir dari Independent, Rabu (28/8/2019).

Novel ‘The Memory Police’ perdana rilis di Jepang di tahun 1994 silam. Namun karyanya baru bergema sekarang saat otoritarianisme menyebar. Kengerian berbagai peristiwa represi tersebut terjadi di berbagai negara.

Zoey King